Semua orang tahu bahwa aturan dasar sebuah penikahan adalah
kesetiaan. Selanjutnya diikuti oleh saling jujur dan mendukung
pasangannya melalui masa baik dan buruk.
Tapi kebanyakan pasangan
berpengalaman akan mengakui bahwa beberapa aturan tak terucapkan untuk
melanggengkan pernikahan. Di bawah ini adalah beberapa diantaranya.
1. Jangan mengkritik mertua atau teman-teman pasangan AndaAnda
tahu keluarga bisa menjadi kerikil dalam rumah tangga Anda. Itulah
mengapa Anda harus bersikap baik dengan mertua dan teman pasangan Anda.
Bahkan ketika ia mengeluhkan sikap keluarga atau sahabatnya, hal terbaik
yang Anda lakukan adalah berempati dan menjadi pendengar yang baik.
2. Beritahu pasangan Anda tentang pertemuan dengan lawan jenis
Apakah Anda mendapatkan permintaan teman Facebook atau tanpa sengaja bertemu dengan mantan di pertandingan sepak bola anak Anda, tidak menceritakannya kepada pasangan bisa menjadi bumerang. "Kalau tidak ada apa-apa untuk disembunyikan, mengapa menyembunyikannya?" kata Deb Castaldo, PhD, seorang terapis pasangan dan keluarga dan profesor di Rutgers University School of Social Work.
Apakah Anda mendapatkan permintaan teman Facebook atau tanpa sengaja bertemu dengan mantan di pertandingan sepak bola anak Anda, tidak menceritakannya kepada pasangan bisa menjadi bumerang. "Kalau tidak ada apa-apa untuk disembunyikan, mengapa menyembunyikannya?" kata Deb Castaldo, PhD, seorang terapis pasangan dan keluarga dan profesor di Rutgers University School of Social Work.
3. Tidak memberi nasihat yang tak diminta
"Kita cenderung memberikan saran karena berusaha untuk membantu, tapi itu akan dilihat sebagai kritik ketika melakukan koreksi terlalu banyak," kata Harriet Lerner, PhD, psikolog klinis, penulis Marriage Rules: A Manual for the Married and the Coupled Up. Hal ini berlaku untuk segala hal dari pilihan pakaian suami Anda hingga cara ia mengatasi masalah kerja. Berikan pasangan Anda ruang untuk membuat keputusan dan mendapatkan kepercayaan melalui trial and error-dan meminta bahwa ia melakukan hal yang sama untuk Anda, kata Dr Lerner. "Yang penting dalam suatu hubungan bukan hal harus dilakukan dengan ‘benar’ tapi dua orang yang berdedikasi untuk memberikan kontribusi untuk kebahagiaan masing-masing."
"Kita cenderung memberikan saran karena berusaha untuk membantu, tapi itu akan dilihat sebagai kritik ketika melakukan koreksi terlalu banyak," kata Harriet Lerner, PhD, psikolog klinis, penulis Marriage Rules: A Manual for the Married and the Coupled Up. Hal ini berlaku untuk segala hal dari pilihan pakaian suami Anda hingga cara ia mengatasi masalah kerja. Berikan pasangan Anda ruang untuk membuat keputusan dan mendapatkan kepercayaan melalui trial and error-dan meminta bahwa ia melakukan hal yang sama untuk Anda, kata Dr Lerner. "Yang penting dalam suatu hubungan bukan hal harus dilakukan dengan ‘benar’ tapi dua orang yang berdedikasi untuk memberikan kontribusi untuk kebahagiaan masing-masing."
4. Jangan mengambil alih sepanjang waktu
Apakah Anda mengelola keuangan karena Anda tidak berpikir dia bijak, atau Anda mungkin merasa lebih nyaman melakukan semua pekerjaan? "Para pasangan yang selalu mengambil alih semua tanggung jawab dapat menjadi lelah dengan peran itu," kata psikolog. LeslieBeth Wish, EdD, dan pada akhirnya akan marah bahwa segala sesuatu menjadi bebannya. Selalu minta pendapat pasangan Anda untuk berbagai hal.
Apakah Anda mengelola keuangan karena Anda tidak berpikir dia bijak, atau Anda mungkin merasa lebih nyaman melakukan semua pekerjaan? "Para pasangan yang selalu mengambil alih semua tanggung jawab dapat menjadi lelah dengan peran itu," kata psikolog. LeslieBeth Wish, EdD, dan pada akhirnya akan marah bahwa segala sesuatu menjadi bebannya. Selalu minta pendapat pasangan Anda untuk berbagai hal.
5. Jangan mengungkit masa lalu Sangat
penting untuk menangani isu-isu yang terjadi dan datang untuk mencari
pemecahan, bukan menyalahkan. Jika ia pernah membuat kesalahan masa lalu
dan masalah tersebut terulang kembali seperti tabungan yang habis, lupa
menghadiri pertunjukan drama anak karena sibuk atau apa saja. Simpan
energi kalian untuk memecahkan masalah daripada meyalahkan serta hindari
kalimat,”Kamu selalu saja...,” atau “Kamu tak pernah...,”
6. Jangan menimbun kekesalan "Katakan
pada pasangan Anda mengapa itu mengganggu Anda dan bahwa Anda ingin
mencari solusi," saran Dr. Wish. Misalnya, kebiasaan suami yang
berantakan di rumah. Namun patut disadari untuk memahami bahwa dia tidak
merencanakan membuat Anda marah. setiap kali dia ceroboh atau pelupa.
Permintaan akan lebih didengar daripada omelan.
7. Jangan memposting pertengkaran di sosial media
"Diskusikan aturan dasar mengenai posting tentang diri Anda, sebagai pasangan dan tentang orang lain," kata Dr. Castaldo. Biar bagaimana pun Anda perlu menjaga kredibilitasnya.
"Diskusikan aturan dasar mengenai posting tentang diri Anda, sebagai pasangan dan tentang orang lain," kata Dr. Castaldo. Biar bagaimana pun Anda perlu menjaga kredibilitasnya.
8. Jangan gunakan kata cerai Bahkan
jika Anda sedang dalam adu argumen yang panas, hindari mengancam untuk
pergi. Selain kata cerai itu menyakitkan, peringatan berulang-kali dapat
mengakibatkan pasangan tersudut untuk mengabulkan permintaan Anda.
"Mengancam perceraian tidak pernah berguna, dan hanya membuat
kemungkinan perpisahan terjadi," ungkap Dr. Lerner.
9. Menjadikannya prioritas
Dengan kata lain, berhati-hati terhadap pengaruh luar, seperti nasihat orang luar yang justru memperkeruh persoalan. "Pasangan bahagia memiliki konflik seperti halnya orang-orang yang bercerai, tapi mereka tahu cara untuk bisa melaluinya," kata Dr. Castaldo. Masalah berdua sebaiknya dipecahkan oleh kalian berdua.
Dengan kata lain, berhati-hati terhadap pengaruh luar, seperti nasihat orang luar yang justru memperkeruh persoalan. "Pasangan bahagia memiliki konflik seperti halnya orang-orang yang bercerai, tapi mereka tahu cara untuk bisa melaluinya," kata Dr. Castaldo. Masalah berdua sebaiknya dipecahkan oleh kalian berdua.
Sumber: Redbook